Kualitas sepak bola Indonesia memang tak urung membuat banyak pihak merasa prihatin. Khususnya bagi penggemar setia yang tidak pernah berhenti memberikan dukungan. Apalagi, dalam beberapa waktu belakangan prestasi yang ditunjukkan oleh Timnas memang semakin tidak stabil. Kadang naik, kadang turun, dan kemudian stuck dalam kurun waktu yang cukup lama.
Kekalahan Timnas Indonesia Beberapa Tahun Terakhir
Pada tahun 2019 ini sendiri, tim nasional kebanggaan Indonesia sudah ambruk beberapa kali menghadapi lawan. Hal tersebut tentunya membuat hati para supporter menjadi kecut, meskipun tetap memberikan support dengan berbagai cara. Salah satu kekalahan yang paling membekas adalah dalam pertandingan Indonesia Vs Malaysia. Yang berlangsung pada September lalu.
Lalu bagaimana tanggapan pelatih Timnas, yaitu Simon McMenemy? Disini, Simon memberikan kritik keras mengenai ketatnya pertandingan di liga 1. Yang mana menurutnya, hal tersebut memberikan dampak kepada anak didiknya. Jika menonton, maka Anda pasti melihat kalau semangat pemain Timnas mulai menurun sejak babak kedua dimulai.
Selain itu, tahun 2018 lalu klub sepak bola Indonesia juga menorehkan luka di hati para penggemar. Tepatnya karena kegagalan di Piala AFF. Dimana Timnas keok di kandang lawan, yaitu Thailand. Yang kemudian dinobatkan sebagai raja football di kawasan Asia Tenggara. Hal tersebut sudah pasti melukai hati supporter yang sudah berharap terlalu banyak.
Bukan hanya itu, masih ada fakta lain yang mencerminkan rendahnya kualitas sepak bola Indonesia. Apalagi saat melihat ke belakang, dimana Timnas menempati posisi urutan nomor 160 dalam FIFA. Belum lagi sistem sepak bola Indonesia bisa dikatakan amburadul. Dan kelihatan lebih fokus pada pertandingan percobaan, dibandingkan mencari pintu untuk meningkatkan level.
Sementara itu, kabar terbaru pertandingan sepakbola Indonesia di SEA Games juga membuat hati penggemar ketar-ketir. Apalagi, Indonesia baru saja mengalami kekalahan 2-1 dari Vietnam. Meskipun begitu, masih ada harapan timnas akan memenangkan turnamen dan mengantungi medali emas. Tepatnya, pada pertandingan final tanggal 10 Desember mendatang.
Apa yang Salah dengan Sepak Bola Indonesia?
Mungkin banyak pihak yang bertanya-tanya, mengenai apa yang sebenarnya salah dengan sepak bola di Indonesia? Terutama dari masyarakat awam yang hanya mengetahui informasi setengah-setengah. Dan tidak paham tentang apa yang terjadi. Apakah ini dikarenakan faktor federasi? Tingkat pengelolaan liga kurang baik? Atau bahkan kurangnya keseriusan dan pemain tidak kompeten?
Berbicara mengenai penyebab kekalahan Timnas Indonesia, sebenarnya ada banyak sekali pertanyaan yang dapat diajukan. Karena seperti diketahui, dalam jangka waktu selama 1 dasawarsa, Tim Nasional senior memang mengalami kenaikan dan penurunan prestasi secara signifikan. Pada AFF tahun 2010 dan 2016 silam, penggemar dibuat seakan terbang dengan penampilan yang bagus.
Tapi setelahnya, supporter juga harus menelan kekecewaan lagi. Khususnya dalam tiga tahun terakhir. Disini, banyak yang berasumsi kalau hal tersebut disebabkan oleh intens-nya pergantian coach atau pelatih. Dan konflik internal, seperti kurangnya perhatian dari pihak pengelola dan tidak adanya transparasi. Sehingga kualitas pemain juga semakin melempem.
Reaksi Pelatih Arsenal Terhadap Kualitas Pemain Sepak Bola Indonesia
Belum lama ini, pelatih dari salah satu klub sepak bola ternama dunia memberikan penilaian terhadap kualitas pemain Indonesia. Komentar ini khususnya ditujukan kepada klub Indonesia, yakni U-20 Allstar. Disini, Ken Gillard mengatakan, kalau anak didik dari Eko Purdjianto sebenarnya sudah layak untuk memenangkan pembukaan pada laga Bali U-20 International Cup 2019.
Jadi, para penikmat sepak bola remipoker tanah air tidak perlu merasa berkecil hati. Karena masih banyak klub Indonesia yang performanya bagus dan patut diacungi jempol. Dan bahkan kemampuannya juga dikagumi oleh negara lain. Hanya saja, kadang pemain yang benar-benar berkualitas tersebut jarang terekspos. Dan salah satu penyebabnya adalah fanatisme supporter yang berlebihan.
Kalau diperhatikan secara lebih seksama secara idealis. Siapa pun dapat melihat kalau para supporter di tanah air selalu bertindak sangat fanatik, yang seringkali berujung pada rasis, dan sikap anarkis. Terlebih kalau klub yang didukung mengalami kekalahan. Para penggemar akan berusaha mencari celah sekecil apapun untuk dijadikan sebagai alasan menyerang supporter klub lain.
Di tahap ini, seharusnya setiap supporter menjunjung tinggi peribahasa lama, yang menyebutkan “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”. Karena sebenarnya tidak ada gunanya bertengkar antara supporter klub lokal, sebab tujuannya sama saja. Yakni untuk bisa go internasional dan mengharumkan nama bangsa Indonesia. Dengan kata lain, ini adalah konflik internal negara juga.
Kualitas sepak bola Indonesia sebenarnya masih bisa dikatakan berada dalam posisi aman. Hanya saja, membutuhkan banyak perbaikan. Dan pastinya perhatian dari pihak manajemen terkait. Supaya bisa bersaing di kancah internasional. Apalagi, negara ini memiliki banyak pemain handal yang dapat diasah lagi sehingga skill-nya semakin mumpuni. Agar nantinya bisa membanggakan Indonesia.